Latest Entries »

Minggu, 05 Juli 2009

matematika sains atau bukan

Orang-orang sains barat (positifistik)
Menganggap bahwa “sesuatu dikatakan ada apabila sesuatu itu dapat diketahui, dan suatu hanya dapat diketahui apabila sesuatu itu dapat diinderai sehinnggga ketika sesuatu itu tidak dapat di inderai maka sesuatu itu tidak dapat diketahui dan ketika tidak dapat diketahui maka Sesutu itu adalah ketiadaan”, karena yang diindrailah yang ada maka landasan untuk menilai sesuatu itu berdasarkan pengalaman kita terhadap sesuatu itu, misalnya ketika kita melihat rumah maka kita akan mengatakan pastilah orang yang membuat rumah itu, karena ada pengalaman kita tentang pembuatan rumah. Dan karena itu juga sehingga metode yang dingunakan untuk mengetahui adalah dengan eksperimen.
Karena para saintis modern (positiistik) menganggap bahwa yang ada hanyalah materi maka untuk mengetahui segala sesuatu kita harus hilangkan perasaan, agama, karena ketika kita tidak menghilangkan agama maka kita tidak bias mengetahui struktur tubuh manusia kita tidak akan bias mengetahui alam semesta ini, maksudya ketika agama hadirmaka kita akan terhalangi untuk mengetahui segala sesuatu yang betul-betul objektif.
tapi apakah agama memang seperti itu adanya ataukah dengan adanya agama maka segala sesutau yang ada di ala mini lebih mudah untuk kita pahami??? Ataukah orang-orang sains itu Cuma dendam pribadi terhadap agamawan sehingga berbicara seperti itu???
Ada baiknya kita melacak kenapa sains berbicara seperti itu, pada zaman gereja para kaum gerejawan mengatakan bahwa bumi ini adalah pusat tata surya yang di kelilingi oleh tatasurya, dan bumi ini datar, dan inilah yang diyakini oleh masyarakat pada saat itu sampai ada ilmuan yang menemukan bahwa yang menjadi pusat tata surya itu bukanlah bumi tetapi matahari dengan bukti-bukti yang dia temukan. Dan ada juga yang menemukan bahwa bumi ini tidak datar tetapi bulat dengan bukti bahwa etika kita bergerak dari satu titik kea rah barat terus menerus maka kita akan kembali ke titik semulah dari arah timur. Dan orang yang menentang itu di hokum mati oleh gereja atas tuduhan melakukan bid’ah terhadap ajaran agama disinalah dimulai pertarungan antara agama dengan sains di mulai.
Dan yang memenangkan pertarungan ini adalah sains buktinya pada zman setelah itu muncul mesin up yang notabenenya adalah temuan saintis-saintis. Dan mereka mengambil kesimpulan agama akan mencegah kita dalam mengetahui segala sesuatunya,
Ketika kita melihat bahwa teman kita waktu di sekolah dulu itu selalu dapat juara dalam setiap pertandingan dan ketika kita mengamati orang ini dan kita mendapatkan data bahwa orang itu ternyata pakaiannya selalu rapi menurut pada guru dan berkacamata setelah kita lanjutka pendidikan di perguruan tinggi kita dapati seorang yang berkacamata, menurut pada dosen dan pakaiannya selalu rapi sehingga kita menarik kesimpulan bahwa orang itu pasti selalu mendapatkan juara.
Atau ketika kita mendapati seseorang yang ada di suatu desa dating kekota dan orang iini selalu berprilaku gila maka kita mengatakan bahwa desa dimana orang itu berasal adalah tempat orang gila. Apakah seperti itu kita teliti, apakah kita pernah melihat semua orang yang ada di desa itu , kalo tidak mengapa kita mengambil kesimpulan seperti itu karena jangan sampai orang di desa itu tidak semauanya gila atau jangan sampai Cuma orang itu sajalah yang gila, dan pernahkah kita melihat atau menguji semua orang yang berkacamata, berpakaian rapi, dan menurut pada orang yang lebih tua, kalau tidak lalu kenapa kita mengambil kesimpulan yang seperti itu karena jangan sampai tidak semua orang yang berkacamata, berpakaian rapi, dan menurut pada orang yang lebih tua (guru) itu pintar. Itu semua hanyalah kesalahan berfikir atau kesesatan berfikir yang disebut ofer generalization oleh kan jalal.
Kita lanjutkan ke permasalahan sains dan agama, apakah orang yang mengatakan agama akan menghalangi kita untuk mengetahui segala sesuatu yang berkenaan dengan alam, jangan sampai hanya orang-orang yang menafsirkan agama itu salah, coba kita melihat apa yang terkandung dalam agama itu.
Agama
Ada beberapa pandangan terhadap agama diantaranya
  •  Agama adalah prodak ketakutan, ketika kita menyaksikan kekerasan yang terjadi di ala mini misalnya bencana alam yang di akibatkan oleh banjir, gempah, dan sebagainya makanya ketika kita berada di tengah lautan dan membayangkan sesuatu yang mengerikan terhadap air maka kita akan menghadirkan sesuatu yang akan bisa menolongkita dalam rasa ketakutannya kita, sehingga melintaslah agama adalam benak kita, Lukretius seorang filosof yunani menyebutkan bahwa nenek moyang pertama para dewa adalah dewa ketakutan, dan di zaman kitaa sekarang masih banyak yang menyakini hal ini dan menganggapnya itu adalah sesuatu yang baru.
  •  Agama adalah prodak kebodohan, ada orang yang beragama karena ketidak tahuan mereka pada sesuatu yang terjadi di alam ini, misalnya ketika ada orang yang meninggal dunia maka merka langsung mengatakan bahwa yang membuatnya meninggal adalah Tuhan, padahal mereka hanya tidak tahu bahwa penyabab orang itu meninggal karena terserang penyakit jantung yang pada malam sebelum dia meninggal dia mendengar suara guntur yang begitu besar.karena memang suatu keniscayaan bagi manusia untuk mencari sebab-sebab kenapa sesuatu bias terjadi sehingga ketika mereka sudah tidak mendapatkan lagi sebabnya dia langsung menisbahkannya kepada yang metafisis, seperti pada contoh yang saya sebutkan tadi.
  •  Pendambaan kepada ke adilan dan ketenangan, manusia ketika mereka melihat ke tidak adilan, kekerasan, maka dia tidak suka dengan hal yang seperti itu dan ketika mereka menyaksikan itu maka mereka membuat agama dan berpegang teguh kepadanya, sehingga mereka melihat ke adilan
Para penganut agama yang seperti di atas atau itu meyakini bahwa ketika adanya ilmu pengetahuan seperti yang sekarang ini maka pengaruh agama akan tidak ada lagi. Karena digantikan oleh ilmu pengetahuan.
Tapi agama itu adalah
Tapi apakah agama di zaman sekarang ini sudah tidak ada?? Jawabannya masih ada sehingga tidak benarlah bahwa ketika ada ilmu pengetahuan maka agama akan hilang dengan begitupulah konsep agama yang seperti di atas itu tidaklah benar
Tapi agama adalah fitrah bagi manusia yang sudah ada ketika manusia itu dilahirkan kemuka bumi ini,
Dan pada awalnya ilmu pengetahuan itu berasal dari sumur-sumur kenabian yang merupakan ajaran yang dibawakan oleh agama., seperti cntoh yag pertama sekali yang membahas tentang bahasa adakah hermes yang banyak orang mengatakan bahwa dia adalah seorang nabi dari orang-oorang islam.dan seterusnya sampai masuk kedalam yunani, dan mulailah masa yunani berkembang sampai dengan aristoteles. Sampai ke abad ke gelapan yang mengikuti semua apa yang di perintahkan (dikatakan) oleh gereja sehingga banyak ilmuan yang di bunuh pada zaman itu sehingga muncullah dendam yang membara dari kaum ilmuan, sehingga mereka mengatakan bahwa yang tidak dapat di inderai itu bukannlah ilmu tapi itu hanyalah tahayyul. Trus pertanyaannya kita apakah objek matematika itu bisa di indrai...???

Jumat, 13 Februari 2009

sejarah HmI

Kalau ditinjau secara umum ada 4 (empat) permasalahan yang menjadi latar belakang sejarah berdirinya HMI.
Situasi Dunia Internasional.
Berbagai argumen telah diungkapkan sebab-sebab kemunduran ummat Islam. Tetapi hanya satu hal yang mendekati kebenaran, yaitu bahwa kemunduran ummat Islam diawali dengan kemunduran berpikir, bahkan sama sekali menutup kesempatan untuk berpikir. Yang jelas ketika ummat Islam terlena dengan kebesaran dan keagungan masa lalu maka pada saat itu pula kemunduran menghinggapi kita.
Akibat dari keterbelakangan ummat Islam , maka munculah gerakan untuk menentang keterbatasan seseorang melaksanakan ajaran Islam secara benar dan utuh. Gerakan ini disebut Gerakan Pembaharuan. Gerakan Pembaharuan ini ingin mengembalikan ajaran Islam kepada ajaran yang totalitas, dimana disadari oleh kelompok ini, bahwa Islam bukan hanya terbatas kepada hal-hal yang sakral saja, melainkan juga merupakan pola kehidupan manusia secara keseluruhan. Untuk itu sasaran Gerakan Pembaharuan atau reformasi adalah ingin mengembalikan ajaran Islam kepada proporsi yang sebenarnya, yang berpedoman kepada Al Qur’an dan Hadist Rassullulah SAW.
Dengan timbulnya ide pembaharuan itu, maka Gerakan Pem-baharuan di dunia Islam bermunculan, seperti di Turki (1720), Mesir (1807). Begitu juga penganjurnya seperti Rifaah Badawi Ath Tahtawi (1801-1873), Muhammad Abduh (1849-1905), Muhammad Ibnu Abdul Wahab (Wahabisme) di Saudi Arabia (1703-1787), Sayyid Ahmad Khan di India (1817-1898), Muhammad Iqbal di Pakistan dan lain-lain.
Situasi NKRI
Tahun 1596 Cornrlis de Houtman mendarat di Banten. Maka sejak itu pulalah Indonesia dijajah Belanda. Imprealisme Barat selama ± 350 tahun membawa paling tidak 3 (tiga) hal :
• Penjajahan itu sendiri dengan segala bentuk implikasinya.
• Missi dan Zending agama Kristiani.
• Peradaban Barat dengan ciri sekulerisme dan liberalisme.
Setelah melalui perjuangan secara terus menerus dan atas rahmat Allah SWT maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta Sang Dwi Tunggal Proklamasi atas nama bangsa Indonesia mengumandangkan kemerdekaannya.
Kondisi Mikrobiologis Ummat Islam di Indonesia
Kondisi ummat Islam sebelum berdirinya HMI dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu : Pertama : Sebagian besar yang melakukan ajaran Islam itu hanya sebagai kewajiban yang diadatkan seperti dalam upacara perkawinan, kematian serta kelahiran. Kedua : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang mengenal dan mempraktekkan ajaran Islam sesuai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketiga : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang terpengaruh oleh mistikisme yang menyebabkan mereka berpendirian bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan akhirat saja. Keempat : Golongan kecil yang mencoba menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman, selaras dengan wujud dan hakekat agama Islam. Mereka berusaha supaya agama Islam itu benar-benar dapat dipraktekkan dalam masyarakat Indonesia.
Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan
Ada dua faktor yang sangat dominan yang mewarnai Perguruan Tinggi (PT) dan dunia kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama: sisitem yang diterapkan dalam dunia pendidikan umumnya dan PT khususnya adalah sistem pendidikan barat, yang mengarah kepada sekulerisme yang “mendangkalkan agama disetiap aspek kehidupan manusia”. Kedua : adanya Perserikatan MAHASISWA Yogyakarta (PMY) dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana kedua organisasi ini dibawah pengaruh Komunis. Bergabungnya dua faham ini (Sekuler dan Komunis), melanda dunia PT dan Kemahsiswaan, menyebabkan timbulnya “Krisis Keseimbangan” yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara akal dan kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan akhirat.
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprakasai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini UII (Universitas Islam Indonesia) yang masih duduk ditingkat I yang ketika itu genap berusia 25 tahun. Tentang sosok Lafran Pane, dapat diceritakan secara garis besarnya antara lain bahwa Pemuda Lafran Pane lahir di Sipirok-Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Beliau adalah anak seorang Sutan Pangurabaan Pane –tokoh pergerakan nasional “serba komplit” dari Sipirok, Tapanuli Selatan-. Lafaran Pane adalah sosok yang tidak mengenal lelah dalam proses pencarian jati dirinya, dan secara kritis mencari kebenaran sejati. Lafran Pane kecil, remaja dan menjelang dewasa yang nakal, pemberontak, dan “bukan anak sekolah yang rajin” adalah identitas fundamental Lafran sebagai ciri paling menonjol dari Independensinya. Sebagai figur pencarai sejati, independensi Lafran terasah, terbentuk, dan sekaligus teruji, di lembaga-lembaga pendidikan yang tidak Ia lalui dengan “Normal” dan “lurus” itu (-Walau Pemuda Lafran Pane yang tumbuh dalam lingkungan nasionalis-muslim terpelajar pernah juga menganyam pendidikan di Pesantren Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah Muhammadiyah-) ; pada hidup berpetualang di sepanjang jalanan kota Medan, terutama di kawasan Jalan Kesawan; pada kehidupan dengan tidur tidak menentu; pada kaki-kaki lima dan emper pertokoan; juga pada kehidupan yang Ia jalani dengan menjual karcis bioskop, menjual es lilin, dll.
Dari perjalanan hidup Lafran dapat diketahui bahwa struktur fundamental independensi diri Lafran terletak pada kesediaan dan keteguhan Dia untuk terus secara kritis mencari kebenaran sejati dengan tanpa lelah, dimana saja, kepada saja, dan kapan saja.
Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HMI adalah: “Melihat dan menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu, yang pada umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Keadaan yang demikian adalah akibat dari sitem pendidikan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Karena itu perlu dibentuk organisasi untuk merubah keadaan tersebut. Organisasi mahasiswa ini harus mempunyai kemampuan untuk mengikuti alam pikiran mahasiswa yang selalu menginginkan inovasi atau pembaharuan dalam segala bidang, termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran agamanya, yaitu agama Islam. Tujuan tersebut tidak akan terlaksana kalau NKRI tidak merdeka, rakyatnya melarat. Maka organisasi ini harus turut mempertahankan Negara Republik Indonesia kedalam dan keluar, serta ikut memperhatikan dan mengusahakan kemakmuran rakyat”
Namun demikian, secara keseluruhan Latar Belakang Munculnya Pemikiran dan Berdirinya HMI dapat dipaparkan secara garis besar karena faktor, sebagai berikut :
1. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan Tuntutan Perang Kemerdekaan
Aspek Politik : Indonesia menjadi objek jajahan Belanda
Aspek Pemerintahan : Indonesia berada di bawah pemerintahan kerajaan Belanda
Aspek Hukum : Hukum berlaku diskriminatif
Aspek pendidikan : Proses pendidikan sangat dikendalikan oleh Belanda.
- Ordonansi guru
- Ordonansi sekolah liar
Aspek ekonomi : Bangsa Indonesia berada dalam kondisi ekonomi lemah
Aspek kebudayaan : masuk dan berkembangnya kebudayaan yang bertentangan dengan kepribadian Bangsa Indonesia
Aspek Hubungan keagamaan : Masuk dan berkembagnya Agama Kristen di Indonesia, dan Umat Islam mengalami kemunduran
2. Adanya Kesenjangan dan kejumudan umat dalam pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran islam
3. Kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan Keagamaan
4. Munculnya polarisasi politik
5. Berkembangnya fajam dan Ajaran komunis
6. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis
7. Kemajemukan Bangsa Indonesia
8. tuntutan Modernisasi dan tantangan masa depan
Peristiwa Bersejarah 5 Februari 1947
Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan yang berakhir dengan kegagalan. Lafran Pane mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan secara mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir. Ketika itu hari Rabu tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan 5 Februari 1947, disalah satu ruangan kuliah STI di Jalan Setiodiningratan (sekarang Panembahan Senopati), masuklah mahasiswa Lafran Pane yang dalam prakatanya dalam memimpin rapat antara lain mengatakan “Hari ini adalah pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena persiapan yang diperlukan sudah beres. Yang mau menerima HMI sajalah yang diajak untuk mendirikan HMI, dan yang menentang biarlah terus menentang, toh tanpa mereka organisasi ini bisa berdiri dan berjalan”
Lafran Pane mendirikan HMI bersama 14 orang mahasiswa STI lannya, tanpa campur tangan pihak luar.
Pada awal pembentukkannya HMI bertujuan diantaranya antara lain:
1. Mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.
2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
Sementara tokoh-tokoh pemula / pendiri HMI antara lain :
1. Lafran Pane (Yogya),
2. Karnoto Zarkasyi (Ambarawa),
3. Dahlan Husein (Palembang),
4. Siti Zainah (istri Dahlan Husein-Palembang)
5. Maisaroh Hilal (Cucu KH.A.Dahlan-Singapura),
6. Soewali (Jember),
7. Yusdi Ghozali (Juga pendiri PII-Semarang),
8. Mansyur,
9. M. Anwar (Malang),
10. Hasan Basri (Surakarta),
11. Marwan (Bengkulu),
12. Zulkarnaen (Bengkulu),
13. Tayeb Razak (Jakarta),
14. Toha Mashudi (Malang),
15. Bidron Hadi (Yogyakarta).
Faktor Pendukung Berdirinya HMI
1. Posisi dan arti kota Yogyakarta
a. Yogyakarta sebagai Ibukota NKRI dan Kota Perjuangan
b. Pusat Gerakan Islam
c. Kota Universitas/ Kota Pelajar
d. Pusat Kebudayaan
e. Terletak di Central of Java
2. Kebutuhan Penghayatan dan Keagamaan Mahasiswa
3. Adanya tuntutan perang kemerdekaan bangsa Indonesia
4. Adanya STI (Sekolah Tinggi Islam), BPT (Balai Perguruan Tinggi)
5. Gajah Mada, STT (Sekolah Tinggi Teknik).
6. Adanya dukungan Presiden STI Prof. Abdul Kahar Muzakir
7. Ummat Islam Indonesia mayoritas
Faktor Penghambat Berdirinya HMI
Munculnya reaksi-reaksi dari :
1. Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY)
2. Gerakan Pemuda Islam (GPII)
3. Pelajar Islam Indonesia (PII)